KH.Hasyim Asy‟ari, dalam perbedaan antara kedua tokoh ini diantaranya adalah seorang guru dalam memegang amanah ilmiah Allah, menurut al-Zarnūji harus mencontoh perilaku Rasulullah dan menurut KH.Hasyim Asy‟ari tidak boleh untuk memperoleh jabatan, pangkat, harta, popularitas, pujian ataupun keunggulan daripada yang lain.Buku KH. Hasyim Asy'ari ini merupakan sebuah buku biografi dari KH. Hasyim Asy’ari yang di dalamnya menceritakan pemikiran, prinsip hidup, ajaran, dan kebiasaan beliau yang sangat inspiratif. Buku ini dikemas dengan bahasa yang ringan sehingga mudah dipahami oleh para pembaca. Sinopsis Buku KH Hasyim Asy'ari dikenal sebagai pahlawan nasional 3. Perjuangan Kemerdekaan Bagi Bangsa Indonesia. Selain itu, KH Hasyim Asy’ari juga turut dalam perjuangan kemerdekaan bagi bangsa indonesia. Di masa penjajahan, KH Hasyim Asy’ari memiliki pengaruh besar yang membuat penjajah Indonesia segan padanya. Salah satu cara yang dilakukannya untuk menyelamatkan kemerdekaan Indonesia, ia bersama KH Hasyim Asy’arie lahir di Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada 14 Februari 1871. Ia meninggal pada 21 Juli 1947 yang bertepatan dengan tanggal 7 Ramadan 1366 Hijriah. Makamnya di Tebuireng, Jombang, selalu ramai dikunjungi peziarah.
bidang apa yang kh. Hasyim asy`ari pelajari dari ulama-ulama terkenal tersebut6 5. Kitab Risalah Ahl Al-Sunnah Wa Al-Jama’ah Fi Hadith Al-Mawta Wa Ashrat Al-Sa’ah Wa Bayan Mafhum Al-Sunnah Wa Al-Bid’ah. a. Latar Belakang Penulisan 4 Supriyanto, Konsep Etika KYAI. Hasyim Asy’ari dalam Budaya Mendidik, JURNAL PEMIKIRAN
Kontribusi KH Hasyim Asy’ari untuk Umat dan Negeri Setidaknya ada empat kontribusi besar yang terus dirasakan umat Islam sampai saat ini. Pertama, beliau mendirikan Pesantren Tebuireng di Jombang pada 1899 dan masih beroperasi sampai sekarang. Kedua, KH Hasyim Asy’ari dikenal sebagai sosok di balik fatwa Resolusi Jihad pada 20 Oktober 1945. Penelitian ini memiliki tujuan mendeskripsikan hasil kajian konsep hakikat tujuan pendidikan Islam perspektif ulama nusantara dengan studi pemikiran KH.Hasyim Asy’ari, KH.Ahmad Dahlan dan Buya Hamka.